PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA GURU PAI STUDI KASUS (DI MA. ROHMANIYYAH MRANGGEN)



 I.      Judul
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA GURU PAI STUDI KASUS (DI MA. ROHMANIYYAH MRANGGEN)

II.      Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan dalam memperlancar kegiatan belajar mengajar (KBM). Peranannya bukan hanya menguasai teori-teori kepemimpinan, lebih dari itu seorang kepala sekolah harus bisa mengimplementasikan kemampuannya dalam aplikasi teori secara nyata. Untuk itu seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki ilmu pendidikan secara menyeluruh

Dalam hal ini, pengembangan SDM merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu melaksanakan pilihan-pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia dan pemanfaatan kemampan  itu.[1]
Kepala sekolah adalah pemimpin yang mempunyai peran sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu. Tujuan tersebut merupakan tujuan bersama.[2] Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik. Dan juga merumuskan dengan teliti tujuan kelompok supaya anggota dapat bekerja sama mencapai tujuan tersebut.[3]
Seorang kepala sekolah menduduki jabatannya karena ditetapkan dan diangkat oleh atasan (yayasan).[4] Didalam usaha meningkatkan mutu sekolah, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas - fasilitas sekolah. Disamping itu juga harus memperhatikan mutu guru-guru dan seluruh staf kantor.[5]
Fungsi dan tugas kepala sekolah sebagai pemimpin (leadership) antara lain:
1.      Dapat dipercaya, jujur dan tanggungjawab.
2.      Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa.
3.      Memiliki visi dan memahami misi sekolah
4.      Mengambil keputusan urusan intern dan eksteren sekolah
5.      Membuat, mencari dan memilih gagasan baru.[6]
Disamping semua itu, kepala sekolah juga harus mampu membangkitkan semangat kerja yang tinggi. Ia harus menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, aman dan semangat. Ia juga harus mampu mengembangkan staf untuk bertumbuh dalam kepemimpinannya.
Fungsi kepala sekolah yang berhubungan denagn etos kerja guru pendidikan agama Islam adalah memahami kondisi guru dan karyawan. Dalam menjalankan tugas tersebut ia tidak bisa mewujudkan tujuannya apabila kondisi kerja para guru tidak tertata dengan baik.
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi tanggungjawab yang berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan memadai. Ia hendaknya belajar bagaimana mendelegir wewenang dan tanggungjawab sehingga ia dapat memusatkan perhatiannya pada usaha-usaha pembinaan program pengajaran.[7]
Suatu proses pengembangan SDM tersebut harus menyentuh berbagai bidang kehidupan yang harus tercermin dalam pribadi para pemimpin, termasuk kepala sekolah. Karena erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah, seperti disiplin sekolah, iklim budaya dan menurunnya perilaku nakal peserta didik.[8]
Agar tugas-tuags berhasil baik ia perlu memperlengkapi diri perlengkapan pribadi maupun perplengkapan profesi. Ia harus memahami masalah kepemimpinan.
Berdasarkan wawancara penulis kepada Bpk. Ahmad Said, S.Ag selaku kepala sekolah MA. Rohmaniyyah Mranggen, beliau menjelaskan bahwa usaha-usaha beliau dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI antara lain:
1.      Sering memberikan kontrol terhadap aktifitas guru bidang studi PAI.
2.      Memberikan saran terhadap guru PAI dalam melaksanakan tugasnya.
3.      Membuat program baru untuk meningkatkan pengajaran PAI
4.      Memberikan program pelatihan-pelatihan, bimbingan dan mengarahkan para guru PAI agar mencapai tujuan pendidikan.
5.      Peningkatan kesejahteraan guru.[9]
Menurut Husaini Usman (1997:93) bahwa kepemimpinan kepala sekolah secara khusus haruslah memiliki keahlian teknik, baik dalam arti sebenarnya maupun singkatan. Arti TEKNIK secara singkatan, yaitu:
1.      Terampilan. Keterampilan dalam memimpin meliputi: manajerial, sosial dan teknikal.
2.      Etos kerja. Meningkatkan etos kerja guru meliputi: mempunyai visi jauh kedepan, kerja keras, kreatif, inovatif, kerja secara sistematis dan tanggungjawab.
3.      Keberanian. Berani dalam mengambil keputusan
4.      Negosial ialah perundingan untuk mufakat.
5.      Intuisi bisnis adalah berfikir secara ilmiah
6.      Kewirausahaan (enterpreneur) adalah memanfaatkan sumber daya yang ada.[10]
Berkembangnya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu professional di antara para guru banyak ditentukan oleh kualiats kepemimpinan kepala sekolah.
Guru sebagai suatu profesi memiliki banyak tugas, baik yang berkaitan oleh dinas maupun non dinas, yakni dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut dapat kita kelompokkan yaitu tugas dalam profesi, tugas dalam bidang kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Disamping itu tugas guru meliputi mendidik, melatih dan mengajarkan. Mendidik berarti mengembangkan dan merumuskan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada diri siswa[11].
Seorang guru yang mempunyai etos kerja yang tinggi, maka dia akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dan demikian halnya dengan seorang guru yang mempunyai etos kerja yang rendah, maka dia akan bermalas-malasan dan kurang adanya tanggung jawab, setengah-setengah dalam melaksankan tugas keguruan, namun demikian kita tidak bisa menyalahkan guru yang beretos kerja yang rendah, tentunya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang tidak bisa diabaikan begitu saja, tetapi harus diperlukan atau dicari pemecahan sehingga faktor tersebut akan berpengaruh secara positif terhadap etos kerja guru.



III.      Fokus Masalah
                  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di MA. Rohmaniyyah Mranggen
2.      Bagaimana etos kerja guru di MA. Rohmaniyyah Mranggen
3.      Apa faktor yang mempengaruhi etos kerja guru di MA. Rohmaniyyah Mranggen
4.      Upaya apa yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI di MA. Rohmaniyyah Mranggen
5.      Apa kendala kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI di MA. Rohmaniyyah Mranggen

IV.      Rumusan Masalah
      Dari beberapa uraian di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Seberapa besar peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI di MA. Rohmaniyyah Mranggen ?

V.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI di MA. Rohmaniyyah Mranggen.

VI.      Kerangka teori
Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya kelak. Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahannya.
Kepemimpinan tidak dapat lepas dari kekuasaan karena tanpa kekuasaan, pemimpin tidak memiliki kekuatan yuridis atau kekuasaan lain dalam mempengaruhi orang lain agar bertindak seperti yang ia kehendaki.[12]
Dalam dunia pendidikan, kepala sekolah sebagai pemimpin yang bertanggung jawab kelancaran proses belajar mengajar disuatu sekolah. Disisi lain ia sebagai manajer yang mengatur seluruh kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, tanggung jawab terhadap kegiatan yang ada disekolah tersebut.
Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat meengajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tugas ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam melaksanakan tuags-tuags pengajaran.[13]
Inti kesuksesan suatu badan usaha, lembaga publik maupun lembaga pendidikan, pada dasarnya terletak pada manajer atau pimpinannya. Sekalipun organisasi itu baik, peralatannya cukup, modal ada, tetapi jika dikelola yang tidak baik dalam memimpin, maka sulit diharapkan akan berhasil.[14]
Karena proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan kepala sekolah sebagai pemimpin utama. Kemudian guru dalam proses belajar mengajar sebagi pelaksana program tersebut yang ditentukan oleh etos kerja seorang guru itu sendiri.
Konsep kepemimpinan kepala sekolah tidak bisa dilepaskan dari konsep kepemimpinan secara umum. Secara formal kegiatan kepemimpinan kepala sekolah harus diselenggrarakan oleh seseoarang yang menduduki jabatan tertentu yang dilingkunagnnya terdapat sejumlah orang yang harus bekerjasama untuk mencapai satu tujuan.
Menurut Koontz kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu :
1)      Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing
2)      Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan[15]
Kepala sekolah sebagai top leader, dituntut untuk melaksanakan peran kepemimpinan kepala sekolah sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya etos kerja guru pendidikan agama Islam. Dalam dunia pendidikan tuntutan guru dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu alternatif yang penting untuk diperhatikan.
Perlu diingat bahwa peranan seorang guru sangatlah dibutuhkan keberadaannya dalam proses belajar mengajar, termasuk disini etos kerja guru dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat berpengaruh dalam aktivitas belajar siswa, khususnya dalam belajar PAI. Karena kepala sekolah yang kompeten akan dapat menumbuhkan dampak positif bagi guru itu sendiri. Dengan demikian peran kepala sekolah dalam proses belajar mengajar yang termasuk di dalamnya membimbing, mengelola, mengarahkan serta menggerakkan orang lain atau guru dengan baik, maka akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Guru adalah orang yang mempunyai peran terhadap proses belajar mengajar. Motivasi kerja adalah salah satu variabel yang sangant mempengaruhi kualitas dan kwantitas kerja seorang. Sehingga ia mampu menampilkan etika kerja yang baik dalam proses belajar mengajar.
Usaha-usaha kepala sekolah berkaitan dengan hal tersebut diatas adalah:
1.      Dari segi peningkatan kemampuan
Dengan adanya kemampuan mengajar diharapkan para guru PAI mampu menghasilkan produktifitas yang maksimal sehingga menghasilkan pembelajaran yang efektif.
2.      Kondisi kerja
kondisi kerja, baik dari unsur manusia dan non manusia mempunyai pengaruh terhadp nilai kerja seseorang, kondisi ruangan bersih, kebersihan ruangan.
Hubungan kondisi kerja yang terjalin, antara lain:
a.       Ikut membantu kepala sekolah dalm memecahkan masalah.
b.      Ikut membantu rekannya dalam memecahkan kesulitan mengajar
c.       Ikut menciptakan hubungan yang baik dengan pegawai dan tata usaha.
3.      Upah dan gaji
Upah ataupun gaji bukan merupakan satu-satunya tujuan dari seorang memilih jabatan seorang guru.
Berdasarkan wawancara penulis kepada Bpk. Ahmad Said, S.Ag selaku kepala sekolah MA. Rohmaniyyah Mranggen, beliau menjelaskan bahwa usaha-usaha beliau dalam meningkatkan etos kerja guru PAI antara lain:
1.      Menjalin hubungan yang harmonis terhadap tegana pengajar (para guru)
2.      Memberikan kesejahteraan kepada para guru PAI yang memadahi
3.      Mengkontrol dan mengevaluasi guru PAI dalam menjalankan tugas mereka.[16]
Setiap pekerja, terutama yang beragama Islam, harus dapat menumbuhkan etos kerja secara Islami karena pekerjaan yang ditekuninya bernilai ibadah. Hasil yang diperoleh dari pekerjaannya juga dapat digunakan sebagai kepentingan ibadah, termasuk didalamnya mencukupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu, seleksi memilih pekerjaan dan menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan bagi semua pekerja.[17]
Tak terkecuali profesi guru, seorang guru harus bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga proses belajar mengajar dapat dengan mudah di capai dengan hasil yang memuaskan. Berkaitan dengan hal tersebut Toto Tasmara menyebutkan ada 3 (tiga) hal yang berkaitan dengan indikator etos kerja sebagai seorang guru, yaitu:
1.      Aktifitas tersebut dilakukan dengan adanya kesenjangan dan perencanaan terlebih dahulu.
2.      Aktifitas tersebut dilakukan dengan dorongan tanggung jawab.
3.      Aktifitas itu dilakukan karena adanya tujuan luhur yang secara dinamis memberikan makna bagi dirinya.[18]
Faktor terpenting dalam diri seorang beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap kepribadiannya. Karena ciri-ciri khas kepribadian seorang nampak dalam ia melakukan pekerjaan. Kenyataannya ini semakin berlaku dalam pekerjaan seorang guru yang mendidik generasi muda di sekolah.[19]
Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja.[20]. motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu motivasi kerja dalam psikologi kerja biasanya disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi.[21]
Menghadapi tantangan etos kerja dan idealisme, perlu dibangun dedikasi, kerja keras dan kejujuran. Prinsip-prinsip kerja dan waktu digunakan secara cepat agar orang tidak menjadi rugi.[22] Dibalik kebutuhan materi dan kepuasan lahiriyah seperti itu, kerja yang lebih hakiki merupakan perintah Tuhan. Disinilah sumber motivasi yang bisa membimbing dan memberi arahan semangat pengabdian.[23]
Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja seseorang. Jika dikaitkan dengan etos kerja GPAI di sekolah, maka ada dua aspek esensial dalam menjelaskan faktor-faktor tersebut, yaitu:
1.      Faktor pertimbangan internal, yang menyangkut: ajaran yang diyakini atau sistem budaya dan agama, semangat untuk menggali informasi dan menjalin komunikasi.
2.      Faktor pertimbangan eksternal, yang menyangkut: pertimbangan histories, termasuk di dalamnya latar belakang pendidikan dan lingkungan alam di mana ia hidup, pertimbangan sosiologis atau sistem sosial di mana hidup; dan pertimbangan lingkungan lainnya, seperti lingkungan kerja seseorang.[24]
Menurut Al-Kindi bahwa setiap muslim itu diwajibkan untuk bekerja.[25] Firman Allah yang menjadi dasar hukum tentang etos kerja adalah:
 #sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãÏ±tFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ (الجمعه:10)
Artinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebarlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.(Q.S. Al-Jumu’ah: 10).[26]
Dari ayat tersebut dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa persyaratan agar manusia bisa mempertahankan eksistensinya di dunia ini, maka harus terus-menerus dan berencana meningkatkan dirinya untuk menciptakan hari esok yang lebih baik dan mulia dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Jelaslah mereka harus bekerja yang lebih baik dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Motivasi kerja itu tidak hanya berwujud uang sebagai kebutuhan ekonomis yang pokok. Banyak orang sukarela dan senang bekerja secara terus menerus, sekalipun dia tidak lagi memerlukan tambahan  kekayaan dan uang. Meskipun pribadinya dan semua anggota keluarga sudah cukup memperoleh jaminan keamanan dan finansial, namun dia tetap menyukai pekerjaannya, dan mau terus bekerja. Sebab ganjaran paling manis dari kegiatan bekerja tadi ialah nilai sosial.[27]
Berawal dari hal diatas, penulis ingin mencoba melaksanakan penelitian dan sekaligus menggambarkan secara jelas dan sistematis tentang “Peran Kepemimpinan Kelapa Sekolah dalam Meningkatkan Etos Kerja Gur PAI Di MA. Rohmaniyyah Mranggen”.

VII.      Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
            Dalam menyususun skripsi ini penulis menempuh penelitian lapangan (field research) dimana untuk memperoleh data yang akurat serta obyektif, maka penulis datang langsung ke lokasi penelitian.

2.      Jenis dari Sumber Data
            Dalam penentuan data ini terdapat 2 (dua) buah data yang terkumpul oleh penulis antara lain:
b.      Data Primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran/alat pengambilan data langsung kepada subjek sebagai sumber informasi yang dicari,[28] Yang meliputi:
1)      Aspek-aspek kepemimpinan kepala sekolah antara lain:
a.       Peningkatan kemampuan
b.      Kondisi kerja
c.       Upah dan gaji
2)      Aspek-aspek etos kerja guru PAI antara lain:
a.       Niat Ikhlas karena Allah
b.      Kerja keras (al-jiddu fi al-‘amal)
c.       Memiliki cita-cita yang tinggi (al-Himmah al-‘Aliyah)

c.       Data Sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, biasanya diambil melalui dokumen atau melalui orang lain,[29] Data sekunder ini akan diperoleh dari tata usaha dan pengawas sekolah.

3.      Metode Pengumpulan Data
            Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu:
a.       Interview/Wawancara
Metode interview yaitu metode pengumpul data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan sistematis yang berlandaskan tujuan penelitian.[30]. Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan penelitian untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi langsung dengan subjek penelitian, baik dalam situasi sebenarnya ataupun dalam situasi buatan[31]. Yang berguna untuk melengkapi metode observasi lapangan. Sedangkan data-data yang tidak diperoleh dari wawancara dalam teknik ini digunakan teknik wawancara mendalam tanpa struktur.[32] Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyan dan interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[33]
Metode ini untuk mendapatkan data dari kepala sekolah yang sesungguhnya tentang peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap etos kerja guru pendidikan agama Islam. Untuk wawancara terhadap guru mengenai pelaksanaan dalam peningkatan etos kerja guru pendidikan agama Islam (sebagai jawaban dari kepala sekolah, tentang pelaksanaan etos kerja untuk guru PAI)
b.      Metode Observasi
Metode observasi yaitu studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan[34]. Observasi dilakukan secara sistematis (berkerangka) mulai dari metode yang digunakan dalam observasi sampai cara-cara pencatatannya[35].
Dalam hal ini yang diobservasi adalah mengenai pelaksanaan proses sikap etos kerja guru bidang studi pendidikan agama Islam di sekolah.
c.       Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, ledger, agenda dan sebagainya.[36] Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada dokumen atau catatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.[37]
Metode dokumentasi diperlukan sebagai metode pendukung untuk mendapatkan data, karena dalam metode dokumentasi ini dapat diperoleh data-data historis dan dokumen lain yang relevan dengan penelitian ini.[38]
Adapaun metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data-data tentang dokumentasi seperti: agenda kepala sekolah, catatan kegiatan kepala sekolah dan guru dan lain-lain.

4.      Metode Analisis Data
            Metode analisis data di sini ialah menganalisa terhadap data yang tersusun, data yang telah penulis peroleh dari penelitian dengan menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada.[39] Sedangkan kualitatif adalah yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dan dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.[40]
            Dengan demikian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan digambarkan dengan kalimat yang akhirnya data disimpulkan, penelitian akan berisikan laporan data. Data tersebut berasal dari observasi, interview/wawancara dan dokumenasi selanjutnya data dikelompokkan sesuai dengan bidangnya tersebut kemudian dipertemukan teori selanjutnya akan dibenarkan dengan penelitian dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan.
            Proses analisis data dimulai dari mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Langkah berikutnya adalah menyeleksi kelengkapan data, data yang kurang lengkap digugurkan atau di lengkapi dengan substitusi.[41] Kemudian masuk tabulasi (menggolongkan kategori jawaban, memberikan kode terhadap item-item).[42] Tahap akhir dari analisis data ini adalah menyimpulkan.






VIII.      Sistematika Penulisan
BAB       I           PENDAHULUAN, meliputi: Alasan Pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penulisan Skripsi, Sistematika Penulisan Skripsi
BAB       II         LANDASAN TEORI, meliputi: Kepemimpinan, berisi Pengertian kepemimpinan, Tipe-tipe kepemimpinan. Etos Kerja, berisi: Pengertian Etos Kerja, Dasar Hukum Etos Kerja, Komponen Dasar Etos Kerja, Konsep Islam Tentang Etos Kerja    

BAB       III        PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA GURU PAI DI MA ROHMANIYYAH MRANGGEN DEMAK, berisi: Kondisi Umum MA. Rohmaniyyah Mranggen Demak, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru PAI dan Etos Kerja Guru PAI

BAB       IV        ANALISIS DATA, berisi; Kepemimpinan kepala sekolah, Etos kerja guru PAI, Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI di MA. Rohmaniyyah Mranggen Demak

BAB       V         PENUTUP, berisi: Kesimpulan, Saran-saran

Daftar Pustaka, sebagai pelengkap meliputi Lampiran-Lampiran, Instrumen Pengumpul Data, Daftar Riwayat Hidup Penulis







DAFTAR PUSTAKA


Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV Karya Insan Indonesia (KARINDO) Jakarta, 2004.

Abdul Choliq Dahlan, M.Ag, Dr. Manajemen Pendidikan Perspektif terhadap Penurunan Kualitas Pendidikan di Indonesia, bahan kuliah Manajemen Pendidikan, Semarang, 2006.

Ali Sumanto, Al-Kindi, Bekerja Sebagai Ibadah. CV. Aneka Agensi. 1997.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo, 1994

Dr. E. Mulyasa, M. Pd, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2004.

Drs. Hendiyat Soetopo. Dan Drs. Wasty Soemanto. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. PT. BINA AKSARA (Anggota IKAPI) 1984.

Drs. Muhaimin. MA. Paradigma Pendidikan Islam. Upaya Mengefektikan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Rosdakarya. Bandung. 2001

Drs. Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1993.

Drs. Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Kanisius. Yogyakarta. Cet. Ketiga. 1988.

____ ,Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung, PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005.

____ ,Menjadi Kepala Sekolah Professional (Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK). PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung. Cet. Kelima. 2005.

Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta, PT Pustaka CIDESINDO, 1996.

H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta, Rineka Cipta, 2002.

Hadiyanto, Drs, M. Ed, Mencari Sosok Desentraliasi Menajemen Pendidikan Di Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta, 2004.



Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta. PT. GRAMEDIA, 1986.

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2003.
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2002.

Moh. Nasir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Nana Sujana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Cet, 5, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 1999.

Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Cet. Pertama. 2006.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet. X, Jakarta, Rineka Cipta, 1996.

Sumber data informasi MA. Rohmaniyyah.Mranggen 2008. Fungsi dan Tugas kepala sekolah

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta, Rajawali.

Sutrisno Hadi, MA, Metode Research 2, Cet. XIV, Yogyakarta, Yayasan Fakultas Psikologi UGM, 1984.

Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja Dalam Pespektif Islam. Gema Insani. Jakarta. 2001.

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim. Dana Bakti. Jakarta. 1995.

____ , Membudayakan Etos Kerja Islami. Gema Insani. Jakarta. 2002.

Uzer Usman, Menjadi Guru Professional. Remaja Karya. Bandung. 1990.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. Kedua, 2001

Wawancara Kepala Sekolah Bpk. Ahmad Said, S.Ag. .  Senin, 29 Oktober 2007. Jam 10.30 WIB.

Wawancara Kepala Sekolah Bpk. Ahmad Said, S.Ag. .  Sabtu, 26 Januari 200. Jam 09.30 WIB.


Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito, 2003.

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran. Grasindo. Jakarta. 1991.





[1] Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Menjadi Kepala Sekolah Professional (Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK). PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung. Cet. Kelima. Januari 2005. Hlm. 24
[2] Drs. Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1993. Hlm. 12
[3] Ibid., Hlm. 14
[4] Drs. Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya. Kanisius. Yogyakarta. Cet. Ketiga. 1988. Hlm. 20.
[5] Ibid., hlm. 21
[6] Sumber data informasi MA. Rohmaniyyah.Mranggen 2008. Fungsi dan Tugas kepala sekolah.
[7] Drs. Hendiyat Soetopo. Dan Drs. Wasty Soemanto. Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan. PT. BINA AKSARA (Anggota IKAPI) 1984. Hlm. 19
[8] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2005, Hlm. 24
[9] Wawancara kepada kepala sekolah Bpk. Ahmad Said, S.Ag.  Senin, 29 Oktober 2007. Jam 10.30 WIB.
[10] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Cet. Pertama. 2006. Hlm.316 – 319.
[11] Uzer Usman, Menjadi Guru Professional. Remaja Karya. Bandung. 1990. Hlm. 4
[12] Prof. Dr. Husaini Usman, M.PD.,M.T. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 2006. Hlm.248
[13] Drs. Hendiyat Soetopo. dan Drs. Wasty Soemanto. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. PT. BINA AKSARA (Anggota IKAPI) 1984. Hlm. 19
[14] Abdul Choliq Dahlan, Manajemen Pendidikan Perspektif terhadap Pendidikan di Indonesia, bahan kuliah Manajemen Pendidikan, Semarang, 2006, hlm. 17.
[15] Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. Kedua, 2001. Hlm.104
[16] Wawancara kepada kepala sekolah Bpk. Ahmad Said, S.Ag.  Sabtu, 26 Januari 2008. Jam 09.30 WIB.
[17] Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja Dalam Pespektif Islam. Gema Insani. Jakarta. 2001. Hlm. 38
[18]  Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim. Dana Bakti. Jakarta. 1995. Hlm. 25
[19]  W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran. Grasindo. Jakarta. 1991. Hlm. 110.
[20] Panji Anoraja SE. MM. Psokologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta. 2001. Hlm. 29
[21] Ibid., Hlm. 35
[22] Ibid., Hlm. 28
[23] Ibid., Hlm. 27
[24] Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Upaya Mengefektikan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Rosdakarya. Bandung. 2001. Hlm. 119
[25] Ali Sumanto, Al-Kindi, Bekerja Sebagai Ibadah. CV. Aneka Agensi. 1997. Hlm. 35
[26] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, CV Karya Insan Indonesia (KARINDO) Jakarta, 2004, hlm.. 909.
[27] Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental Dan Kesehatan Mental Dalam Islam, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1989, hlm. 212.
[28] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali Press, 1992, hlm. 91
[29] Erna Widodo dan Mukhtar, Konstruksi Ke Arah Penelitian Deskriptif, Cet. I, Yogyakarta, Avyrouz, 2000, hlm. 117
[30] Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1993, Hlm. 136
[31] Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito, 2003, Hlm. 162
[32] Kuntjaraningrat, Op. Cit., Hlm. 140
[33] Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2003, Hlm. 117, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet. X, Jakarta, Rineka Cipta, 1996, Hlm. 232
[34] Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1993, Hlm. 136
[35] Sutrisno Hadi, Metode Research 2, Cet. XIV, Yogyakarta, Yayasan Fakultas Psikologi UGM, 1984, Hlm. 147
[36] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Solo, Rineka Cipta, 1996, Hlm. 234
[37] Winarno Surachmad, op. cit., hlm. 132
[38] Ibid., hlm. 135
[39] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Solo, Rineka Cipta, 1996, Hlm. 234
[40] Winarno Surahmat, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Teknik, Tersito Bandun, 1982, Hlm. 109
[41] Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta, Rajawali, Hlm. 94
[42] Ibid., Hlm. 243,Nana Sujana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Cet, 5, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 1999, Hlm. 77

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA GURU PAI STUDI KASUS (DI MA. ROHMANIYYAH MRANGGEN)"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Artikel

Iklan Artikel Bawah