Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Melalui Pembinaan Imtaq Pada Siswa SMK Hasanuddin Sangatta Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015
Pembinaan imtaq merupakan suatu inovasi pendidikan keagamaan yang diintegrasikan kedalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai konsep pembinaan imtaq dalam pendidikan keagamaan.
Dalam pelaksanaannya pendidikan dan keagamaan tampil dalam beberapa bentuk yang saling berkaitan dan saling melengkapi. Pertama, pendidikan agama sebagai mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan. Hal ini bertujuan menyiapkan peserta didik untuk dapat memahami dan mengamalkan nilai ajaran agamnya.
Untuk itu materi pendidikan agama bukan hanya menjadi pengetahuan melainkan dapat membentuk sikap dan kepribadian peserta didik sesuai dengan norma agama. Kedua, pembinaan agama melalui lembaga pendidikan keagamaan. Pelaksanaan pendidikan agama dan keagamaan sebenarnya dalam lingkungan pesantern yang paling berpotensi karena mempunyai akar yang kuat dalam masyarakat dan merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah.
Pelaksanaan budaya religius adalah sekumpulan nilai-nilai agama yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, peserta didik, dan masyarakat sekolah. Koentjaraningrat dalam Muhaimin mengatakan bahwa strategi pengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah, dapat dilakukan dalam tiga tataran, yaitu:
1. Tataran nilai yang dianut. Pada tataran nilai yang dianut, dirumuskan secara bersama nilai-nilai agama yang disepakati dan perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah, untuk salanjutnya dibangun komitmen bersama diantara semua warga sekolah khususnya para siswa terhadap pengembangan nilai-nilai yang telah disepakati.
Nilai-nilai tersebut ada yang bersifat vertikal dan horizontal. Nilai-nilai yang bersifat vertikal berwujud hubungan manusia atau warga sekolah dengan Allah, dan yang horizontal berwujud hubungan manusia atau warga sekolah dengan sesamanya, dan hubungan mereka dengan lingkungan alam sekitar.
2. Tataran praktik keseharian. Dalam tataran praktik keseharian, nilai-nilai keagamaan yang telah disepakati tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku keseharian oleh semua warga sekolah. Proses pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: pertama, sosialisasi nilai-nilai agama yang disepakati sebagai sikap dan perilaku ideal yang ingin dicapai pada masa mendatang di sekolah.
Kedua, penetapan action planmengguan atau bulanan sebagai tahapan dan langkah sistematis yang akan dilakukan oleh semua pihak sekolah dalam mewujudkan nilai-nilai agama yang telah disepakati, Ketiga, pemberian penghargaan terhadap prestasi warga sekolah.
0 Response to "Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Melalui Pembinaan Imtaq Pada Siswa SMK Hasanuddin Sangatta Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015"
Post a Comment