Makalah Tentang Hiperreality Dalam Iklan
Hiperealitas menciptakan satu kondisi yang di dalamnya kepalsuan berbaur dengan keaslian; masa lalu berbaur masa kini; fakta bersimpang siur dengan rekayasa; tanda melebur dengan realitas; dusta bersenyawa dengan kebenaran. Kategori-kategori kebenaran, kepalsuan, keaslian, isu, realitas seakan-akan tidak berlaku lagi di dalam dunia seperti itu.
Keadaan dari hiperrealitas ini membuat masyarakat modern ini menjadi berlebihan dalam pola mengkonsumsi sesuatu yang tidak jelas esensinya. Kebanyakan dari masyarakat ini mengkonsumsi bukan karena kebutuhan ekonominya melainkan karena pengaruh model-model dari simulasi yang menyebabkan gaya hidup masyarakat menjadi berbeda. Mereka jadi lebih concern dengan gaya hidupnya dan nilai yang mereka junjung tinggi.
Industri mendominasi banyak aspek kehidupan, industri tersebut menghasilkan banyak sekali produk-produk mulai dari kebutuhan primer, sekunder, sampai tersier. Ditemani oleh kekuatan semiotika dan simulasi membuat distribusi periklanan produk menjadi lebih gencar tambah lagi teknologi informasi yang memungkinkan pihak pengusaha untuk mendapatkan informasi seperti apakah masyarakat yang dihadapi, dan pihak konsumen mendapatkan informasi tentang kebutuhan yang mereka tidak butuhkan tetapi mereka inginkan. Asumsi-asumsi yang terbentuk dalam pemikiran manusia dan keinginan ini membuat manusia tidak bisa lepas dari keadaan hiperrealitas ini.
Hiperreality Dalam Iklan
Hiperrealitas yang terjadi dalam industri iklan dapat dilihat dari sisi pencipta iklan. Hiperrealitas yang terjadi di sisi pencipta iklan terlihat ketika mereka menciptakan bentuk iklan tertentu secara audio dan visual tertentu sehingga membangkitkan hasrat untuk mengkonsumsi suatu produk barang atau jasa. Hasrat yang dibentuk itu seringkali tidak disandarkan atau dihasilkan dari sesuatu yang real lagi.
Hiperrealitas yang terjadi dalam industri iklan dapat dilihat dari sisi pencipta iklan. Hiperrealitas yang terjadi di sisi pencipta iklan terlihat ketika mereka menciptakan bentuk iklan tertentu secara audio dan visual tertentu sehingga membangkitkan hasrat untuk mengkonsumsi suatu produk barang atau jasa. Hasrat yang dibentuk itu seringkali tidak disandarkan atau dihasilkan dari sesuatu yang real lagi.
Dapat dikatakan bahwa hasrat-hasrat tersebut diciptakan dari tanda-tanda yang sudah beredar di masyarakat yang pada kenyataannya tanda tersebut merupakan sudah bentukan dari simulasi yang ada. Dengan kata lain pula, faktor- faktor yang ada dalam rangkat membentuk hasrat untuk mengkonsumsi apa saja yang terjadi di dalam masyarakat konsumer, sudah tidak nyata lagi. Simbol- simbol yang ditunjukkan merupakan daur ulang, pengulangan, maupun sebuah tanda yang sudah lepas dari kenyataannya.
0 Response to "Makalah Tentang Hiperreality Dalam Iklan"
Post a Comment