Makalah Perkembangan Sistem Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dua dekade terakhir ini
memberikan dampak yang sangat signifikan pada setiap lini kehidupan. Setiap
saat kita tidak terlepas dari teknologi. Bisnis, ekonomi, sosial, budaya dan
pendidikan serta sendi-sendi kehidupan lainnya kini sudah terjamah olehnya.
Penyebaran informasi yang sangat cepat mengharuskan setiap orang mampu
mengikuti perkembangan yang terjadi, meski tak harus larut ke dalamnya.
Teknologi informasi berkembang sedemikian pesatnya berkat ditemukannya berbagai
sarana komunikasi yang makin canggih oleh para ahli. Salah satunya adalah
komputer.
Ilmu alamiah
atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science), merupakan
pengetahuan yang mengkaji mengenai gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk
di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
Ilmu alamiah
Dasar hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang essensial saja. Pada
pembahasan kali ini penulis akan membahas Ilmu alamiah dasar secara lebih
spesisfik lagi, yaitu pembahasan mengenai Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi.
Seseorang menggunakan teknologi karena ia memiliki akal. Dengan akalnya ia
ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, mudah, nyaman
dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan
akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Penggunaan media dalam proses belajar
mengajar dewasa ini bukan lagi merupakan suatu hal yang baru dalam dunia
pendidikan. Karena dengan adanya media, akan lebih meningkatkan daya serap
siswa dalam memahami pesan-pesan pembelajaran. Kehadiran media mempunyai
arti yang cukup penting dalam proses belajar mengajar. Karena dalam kegiatan belajar
mengajar, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sangat dianjurkan karena untuk mempertinggi kualitas pembelajaran[1] Media pembelajaran juga
digunakan dalam upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar
mengajar[2] .
Selain itu media juga merupakan sarana yang membantu
proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan
penglihatan. Dengan adanya media dapat mempercepat proses pembelajaran karena
dapat mempercepat pemahaman murid[3].
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi
melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran dan media juga
digunakan sebagai alat, metode serta teknik yang digunakan dalam rangka
meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah[4].
Namun, meskipun begitu pentingnya alat atau media bagi
tercapainya tujuan pendidikan, masih banyak dijumpai lembaga-lembaga pendidikan
yang kurang mementingkan suatu alat atau media tersebut. Terbukti banyak
ditemukan kasus guru yang tidak mempergunakan media sesuai dengan bahan
yang diajarkan sehingga siswa mengalami banyak kesulitan dalam menyerap dan memahami
pelajaran yang disampaikan, guru kesulitan menyampaikan bahan pelajaran, banyak
siswa yang merasa bosan terhadap pelajaran tertentu. Hal ini dapat
diidentifikasikan sebagai masalah kurangnya penggunaan media dalam
pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian teknologi pembelajaran?
2. Apa
saja macam-macam teknologi pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknologi Pembelajaran
Secara
historis bidang studi ini yang disebut sebagai “Teknologi Pendidikan” (Educational
Technology) dan “Teknologi Pembelajaran” (Instructional Technology).Mereka
yang lebih suka menggunakan istilah teknologi pembelajaran karena dua alasan.
Yang pertama ialah bahwa kata pembelajaran (Instructional) lebih sesuai
untuk mendeskripsikan fungsi-fungsi teknologi. Kedua, mereka menyatakan bahwa
istilah pembelajaran lebih tepat sebab teknologi pendidikan pada umumnya
berimplikasi pada lingkungan sekolah atau lingkungan pendidikan.Bagi kebanyakan
pihak istilah pembelajaran memadukan tidak saja lingkungan persekolahan akan
tetapi juga situasi pelatihan di luar sistem persekolahan.
Knirk dan
Gustafon (1986) menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya berhubungan dengan
masalah pengajaran (teaching) dan belajar (learning), sedangkan
pendidikan mencakup semua aspek pendidikan.
Mereka yang
menyukai menggunakan istilah teknologi pendidikan menyatakan bahwa oleh karena
pembelajaran (Instruction) dipandang oleh kebanyakan sebagai bagian
pendidikan, maka pembelajaran itu dapat membantu mempertahankan focus bidang
studi itu.
Mereka
percaya bahwa pendidikan mengacu ke belajar dalam banyak lingkungan termasuk
rumah, sekolah, dan kerja. Sedangkan pembelajaran hanya berkonotasi kegiatan
belajar di lingkungan sekolah.
Pembelajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan, sikap dan
keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang
diatur oleh guru pada hakikatnya mempelajari lambang-lambang bersifat verbal
dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung di dalamnya.
Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak, oleh siswa sebagai penerima
pesan yang disampaikan guru. Oleh karena itu, pembelajaran dikatakan efektif
apabila penerima pesan (siswa) dapat memahami makna yang disampaikan oleh guru
sebagai lingkungan belajarnya.
B. Alat
Bantu Visual
Media visual
adalah media yang menyampaikan informasi dalam bentuk gambar atau secara visual
sehingga tidak terdapat suara. media visual ada berbagai jenisnya meliputi
modul, poster, buku, gambar, grafik dan lain sebagainya. kegunaan media visual
dalam pembelajaran sangat banyak sekali salah satunya adalah membantu
mengoptimalkan para tipe pembelajar bergaya visual, sehingga media visual itu
sangat berpotensi dan mempunyai banyak manfaat dalam mewujudkan gambaran
abstrak menjadi gambaran nyata.
Terdapat
dua jenis pesan yang dibuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan non
verbal. Pesan verbal visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk
tulisan dan pesan non verbal visual adalah pesan yang dituangkan kedalam
simbol-simbol non verbal visual.
Media visual memiliki
beberapa fungsi dan manfaat. Fungsi media visual adalah untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan jika tidak divisualkan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), terutama
media visual yang menarik, dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam
memahami pelajaran yang disampaikan. Salah satu keuntungan penggunaan media
pembelajaran visual adalah bentuknya dapat dibuat semenarik mungkin agar anak
tertarik untuk mempelajarinya.
Media Visual
terdiri dari :
1. Media
yang tidak diproyeksikan
a.
Media realia
adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas,
tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek.Kelebihan dari media realia ini
adalah dapat memberikan pengalaman yang bersifat nyata kepada siswa.Misal untuk
mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem,
dan organ tanaman.
b. Model adalah
benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau
pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi
kendala tertentu sebagai pengganti realita. Misal untuk mempelajari sistem
gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf
pada hewan.
2. Media proyeksi
a.
Transparansi
OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang
kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus
membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead
transparancy/OHT) dan perangkat keras (Overhead projector/OHP).
b.
Film bingkai
atau slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi
bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah
satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya
kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah
beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk
menyajikan dibutuhkan proyektor slide.
C. Alat
Bantu Audio
Media Audio
(media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera
pendengaran. Dengan kata lain, media
jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau
suara semata.[5]
Dilihat dari sifat pesan yang
diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non verbal.
Pesan verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non verbal
berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam dan musik.[6] Untuk dapat menggunakan perangkat audio sebagai
media pembelajaran,
maka ada baiknya kita mengenal
peralatan audio tersebut, terutama peralatan yang mampu merekam suara. Di
antaranya adalah:[7]
1. Phonograph
(Gramaphone)
Alat rekam ini
menggunakan cakram datar yang disebut gramafon (gramaphone), yang kemudian
dikenal dengan nama piringan hitam (record), yang telah berkali-kali telah
mengalami perkembangan pembuatannya. Piringan hitam ini, mampu merekam berbagai
macam suara mulai dari ucapan kata-kata, suara badai, kicau burung, musik
simponi dan lain-lain.hanya saja piringannya mudah tergores dan aus serta
diameternya yang besar. Alat ini
cocok digunakan untuk musik, drama, puisi, dongeng, tutur cerita dan lain-lain.
2. Open
Reel Tapes
Kelebihan
program audio yang menggunakan pita Open Reel Tape Recorder ialah kualitas
suaranya lebih bagus dibandingkan dengan pita kaset.
Open Reel Tape
Recorder ini, ada yang menggunakan sestem full track (mono) dan yang menggunaka
sistem stereo. Namun pada umumnya program-program audio diperbanyak dalam
bentuk mono.
3. Cassette
Tape Recorder
Perekam kaset
audio ini adalah yang paling popular dalam masyarakat. Untuk berbagai keperluan
maka dibuat pita kaset dalam beberapa kualitas, yaitu dari yang paling rendah,
normal dan metal. Namun umumnya program audio (untuk pendidikan), dibuat di
atas pita kaset normal.
4. Compact
Disc (CD)
Inovasi secara revolusioner di dunia audio rekam terjadi pada tahun 1979, yakni
lahirnya compact disc (CD) sebagai hasil percampuran computer dan tenaga laser.
Compact Disc atau cakram padat adalah sebuah piringan optical yang digunakan
untuk menyimpan data secara digital. Teknologi cakram padat kemudian diadopsi
untuk digunakan sebagai alat penyimpan data yang dikenal sebagai CD-ROM
5. Radio
Radio adalah satu alat komunikasi elekro magnetic untuk mengirim dan menerima
pesan suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara.Pemancar
radio mengubah, atau melakukan modulasi gelombang radio agar dapat menyampaikan
informasi.
Dalam dunia pendidikan, hingga kini radio masih digunakan sebagai media
pembelajaran, khususnya untuk program pembelajaran jarak jauh. Penggunaan radio
sebagai media pendidikan tidak perlu diragukan lagi peranannya, hal ini
disebabkan karena radio memiliki daya jangkauan yang luas.
Kelebihan Media Audio adalah :
a. Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
b. Dapat digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
c. Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis dan menggambar.
Kekurangan Media Audio adalah :
a. Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah-tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka-angka penentuan putaran.
b. Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.
D. Alat
Bantu Audio Visual
Media audio
visual adalah media modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan dapat di
dengar.[8] Media audio
visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Berikut jenis-jenis
media audio visual:
1. Audio
visual diam, yaitu media yang menyampaikan pesan melalui benda diam yang dapat diterima
oleh indera pendengaran dan indera pengelihatan, akan tetapi gambar yang
dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media
ini antara lain media sound slide (slide suara), film bingkai suara (sound
slide), film rangkai suara, dan cetak suara.
2. Audio
visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsure-unsur dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video-cassette.
3. Audio
visual murni, yaitu baik unsure suara maupun unsure gambar berasal dari satu
sumber seperti film video-cassette.
4. Audio
visual tidak murni, yaitu yang unsure suara dan unsure gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsure gambarnya
bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strop suara dan cetak
suara.[9]
E.
Pengembangan Media dalam Pendidikan Islam
Dalam
menyampaikan pesan pendidikan agama diperlukan media pengajaran. Media
pengajaran pendidikan agama adalah perantara atau pengantar pesan guru agama kepada penerima pesan yaitu siswa.
Media pengajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar
serta dapat memperlancar penyampaian pendidikan agama Islam.
Media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)
juga dapat diartikan semua aktifitas yang ada hubungannya dengan materi
Pendidikan Agama Islam, baik yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun
teknik atau metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam
rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Diantaranya adalah Uswatun Khasanah (teladan yang baik), kebiasaan,
nasehat dan cerita, disiplin, partisipasi, pemeliharaan, papan tulis,
buku pelajaran, film atau gambar hidup, radio pendidikan, TV pendidikan,
computer dan karyawisata.
Dalam pemilihan media pembelajaran agama Islam, hendaknya disesuaikan
dengan tujuan pengajaran agama itu sendiri, bahan atau materi yang akan
disampaikan, ketersediaan alat, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa serta
situasi pengajaran yang akan berlangsung, sehingga penggunaan media bukan
sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu, yaitu
sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari
pengajaran agama.
Setelah membahas alat atau media pembelajaran, maka kita tinggal memilih
media pembelajaran apa yang cocok untuk dipraktekkan kepada siswa sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Terkait dengan pembelajaran agama Islam, maka media
yang digunakan juga bermacam-macam.
Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima
dengan mudah oleh umatnya yaitu dengan menggunakan media yang tepat berupa
media contoh atau teladan perbuatan-perbuatan baik Nabi sendiri (Uswatun
Khasanah).
Istilah Uswatun Khasanah barangkali dapat diidentifikasikan
dengan demonstrasi yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang cara
berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu digunakan Nabi dalam
mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan
sholat.Selanjutnya, melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan
yang baik, maka guru agama akan dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang
baik pula terhadap anak didik. Begitupula sebaliknya.
Kemudian daripada itu, media pendidikan agama dapat juga diartikan
semua aktifitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang
berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik atau metode yang secara
efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu
dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Media yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ada dua
macam, yaitu media yang bersifat benda (materiil) dan yang bukan benda:
1. Alat
yang bersifat benda
a.
Media tulis
seperti Al-Qur’an, Hadis, Tauhid, Fiqih, Sejarah.
b.
Benda-benda
alam seperti hewan, manusia dan tumbuh-tumbuhan.
c.
Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
d.
Gambar yang diproyeksikan seperti video, transparan.
e.
Audio recording (alat untuk didengar), seperti kaset,
tape dan radio.
2. Alat
yang bersifat bukan benda
a.
Keteladanan.
b.
Perintah
atau Larangan.
c.
Ganjaran dan
Hukuman.
Peranan media dalam pengembangan
pendidikan Islam sangatlah penting, dan agar proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efisien serta agar tujuan dalam pengembangan pendidikan Islam dapat
tercapai, maka dalam pemilihan media ada faktor yang perlu dipertimbangkan
antara lain:
1. ujuan
instruksional yang ingin dicapai.
2. Karakteristik
siswa.
3. Jenis
rangsangan belajar yang diinginkan.
4. Keadaan latar belakang dan lingkungan
siswa.
5. Pemilihan media harus sesuai atau cocok
dalam pencapaian tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan.
6. Pendidik atau guru memahami peranan dari
alat pendidikan yang dimaksud dan ia cakap untuk menggunakan alat pendidikan
yang diamaksud, misalnya guru mampu mengatasi batas-batas ruang kelas,
maksudnya benda-benda yang akan diajarkan sulit dibawa kedalam kelas, jadi guru
dapat mengajarkannya melalui film strip atau film slide.
7. Anak didik mampu menerima penggunaan alat
pendidikan sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam hal ini pertimbangan terhadap
kondisi anak didik sangatlah penting, sebab anak didiklah yang akan menerima
dan mengolah pengaruh pendidikan yang dimaksud demi pencapaian kedewasaan
dirinya.[10]
8. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi
peserta didik. Misalnya peserta didik yang bertempat tinggal didaerah
pegunungan yang belum pernah melihat lautan dapat digunakan media film atau
video kaset.
9. Mengatasi peristiwa-peristiwa alam.
Misalnya terjadinya letusan gunung berapi, terjadinya banjir, pertumbuhan
tumbuhan, perkembangbiakan binatang, dapat digunakan media gambar atau film.
Adapun singkatnya yang perlu
diperhatikan oleh pendidik dalam pemilihan sebuah media pembelajaran pendidikan
Islam yaitu media pembelajaran pendidikan Islam digunakan untuk peningkatan
interaksi belajar mengajar.
yang bermanfaat bagi peserta
didik, serta merupakan upaya dalam menumbuhkan motivasi atau menggugah minat
siswa agar mau belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan media
pembelajaran pelaksanaan proses belajar mengajar akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga dapat lebih di pahami oleh para siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, metode mengajar akan lebih
bervariasi, sehingga siswa tidak bosan, dan guru tidak kehabisan tenaga, siswa
lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan serta
mendemonstrasikan.
Selain itu, dapat
menjadikan perkembangan berpikir siswa, dimulai dari berpikir kongkrit
menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir
kompleks atau hal-hal yang abstrak dapat di kongkritkan, dan hal-hal yang
kompleks dapat di sederhanakan. Dan juga membuat konkrit konsep yang abstrak,
membawa objek yang sukar didapat ke dalam lingkungan belajar siswa, menampilkan
objek yang terlalu besar, menampilkan objek yang tak dapat diamati dengan mata
telanjang, mengamati gerakan yang terlalu cepat, memungkinkan keseragaman
pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa, membangkitkan motifasi
belajar, menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Sama’un Menggagas Konsep Ilmu
Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.2005
Basuki dan M. Miftahul Ulum. Pengantar
Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo: STAIN Po Press. 2007
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.2006
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran,
Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Press.2008
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam.
cetakan keempat. Jakarta: Kalam Mulia. 2002
Rohani,
Ahmad.. Media
Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.1997
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media
Pengajaran. Cet. IV. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2001
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.1995
Usman, asyiruddin Dan Asnawir. Media
Pembelajaran. Cetakan kesatu. Jakarta : Ciputat Press. 2002
[1] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran, Cet. IV, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2001),hlm 3
[2] Asyiruddin Usman
dan Asnawir, Media Pembelajaran, Cet. I, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),
hlm 19
[4] Basuki dan M.
Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Ponorogo: STAIN Po Press,
2007), hlm.133
[5] Yudhi Munadi, Media
Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Press,
2008),hlm. 148
[9] Djamarah, Syaiful
Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.hlm. 124-125
[10]Bakry, Sama’un.
2005. Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
hlm.90-91
[11] Rohani, Ahmad.
1997. Media
Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.hlm.6-10.
0 Response to "Makalah Perkembangan Sistem Pembelajaran"
Post a Comment