Mendikbud: Perbaikan Kurikulum 2013 Dilakukan Bertahap
Perubahan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 hingga saat ini masih menjadi tantangan yang harus segera dituntaskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pasalnya, kurikulum 2013 mengalami dua proses yaitu pendadaran ide lalu langsung dipaksa diterapkan kepada hampir seluruh sekolah di Indonesia.
Pasalnya, kurikulum 2013 mengalami dua proses yaitu pendadaran ide lalu langsung dipaksa diterapkan kepada hampir seluruh sekolah di Indonesia.
"Masalah yang diterapkan dengan cara terburu-buru menimbulkan kegaduhan implementasi di lapangan. Itu terjadi di 112.000 sekolah," ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam acara kilas balik setahun kinerja Kemendikbud, Rabu (30/12/2015).
Untuk itu, periode ini Kemendikbud menunda penerapan kurikulum itu. Mestinya kurikulum 2013 dilakukan melalui empat proses.
"Pendadaran ide kurikulum dari ide lalu masuk ke desain kurikulum dan dokumen kurikulum. Proses terakhir baru penerapan kurikulum," terang mantan Rektor Universitas Paramadina.
Menurut Anies, standar bekerja yang harus dimiliki adalah mendekati nol kesalahan dan mendekati sempurna. Kesalahan satu saja dapat mengganggu proses pendidikan Indonesia.
Namun begitu, 6000 sekolah yang telah menjalankan kurikulum 2013 selama tiga semester tetap akan melanjutkan penerapannya.
"Mereka inilah yang jadi sekolah rintisan dan model bagi sekolah lain untuk menerapkan kurikulum 2013 secara ideal," lanjutnya.
Bagi sekolah lain yang hendak menerapkan kurikulum 2013, diharapkan untuk mengajukan verifikasi terlebih dahulu oleh Badan AKreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM).
"Sekolah yang lolos baru akan ditetapkan sebagai sekolah pelaksana kurikulum 2013," kata Anies.
Selanjutnya, pelaksanakan kurikulum 2013 akan dilakukan secara bertahap. Misalnya pada 2016/2017 setidaknya 6% sekolah yang menerapkan kurikulum 2013.
Sementara itu, 19% sekolah menerapkannya untuk sebagian kelas sehingga sekolah yang masih menjalankan kurikulum 2006 menyusut hingga 75%.
Pada tahun ajaran 2019/2020, ditargetkan sebanyak 60% sekolah menjalankan kurikulum 2013 di semua kelas sehingga tinggal 40% sekolah yang hanya menjalankan kurikulum sebelumnya.
"Diharapkan pada 2020 semua kelas telah menerapkan kurikulum 2013," ucapnya.
Untuk itu, periode ini Kemendikbud menunda penerapan kurikulum itu. Mestinya kurikulum 2013 dilakukan melalui empat proses.
"Pendadaran ide kurikulum dari ide lalu masuk ke desain kurikulum dan dokumen kurikulum. Proses terakhir baru penerapan kurikulum," terang mantan Rektor Universitas Paramadina.
Menurut Anies, standar bekerja yang harus dimiliki adalah mendekati nol kesalahan dan mendekati sempurna. Kesalahan satu saja dapat mengganggu proses pendidikan Indonesia.
Namun begitu, 6000 sekolah yang telah menjalankan kurikulum 2013 selama tiga semester tetap akan melanjutkan penerapannya.
"Mereka inilah yang jadi sekolah rintisan dan model bagi sekolah lain untuk menerapkan kurikulum 2013 secara ideal," lanjutnya.
Bagi sekolah lain yang hendak menerapkan kurikulum 2013, diharapkan untuk mengajukan verifikasi terlebih dahulu oleh Badan AKreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM).
"Sekolah yang lolos baru akan ditetapkan sebagai sekolah pelaksana kurikulum 2013," kata Anies.
Selanjutnya, pelaksanakan kurikulum 2013 akan dilakukan secara bertahap. Misalnya pada 2016/2017 setidaknya 6% sekolah yang menerapkan kurikulum 2013.
Sementara itu, 19% sekolah menerapkannya untuk sebagian kelas sehingga sekolah yang masih menjalankan kurikulum 2006 menyusut hingga 75%.
Pada tahun ajaran 2019/2020, ditargetkan sebanyak 60% sekolah menjalankan kurikulum 2013 di semua kelas sehingga tinggal 40% sekolah yang hanya menjalankan kurikulum sebelumnya.
"Diharapkan pada 2020 semua kelas telah menerapkan kurikulum 2013," ucapnya.
Sumber: kabar24.com
0 Response to "Mendikbud: Perbaikan Kurikulum 2013 Dilakukan Bertahap"
Post a Comment